Tahun ini, Good Friday atau Jumat Agung jatuh pada 10 April 2020 dan bertepatan dengan pertengahan perayaan Paskah Yahudi. Seperti biasa, umat Kristen akan merayakannya dengan doa dan sukacita. Awalnya, saya bertanya-tanya, “Kenapa hari kematian Yesus yang seharusnya menjadi hari berkabung justru dijadikan perayaan?”
Sebelum berangkat ke sana, mari kita kenali dulu asal-usulnya!
© Brett Sayles from Pexels |
Good Friday atau Jumat Agung adalah hari ketika umat Kristen memperingati penyaliban Yesus Kristus sebelum akhirnya mengalami kebangkitan. Sementara itu, nama Jumat Agung sendiri sebenarnya tidak disebutkan dalam Alkitab.
Sebagian orang mungkin punya pertanyaan yang sama kenapa alih-alih disebut “bad”, hari berkabung ini justru disebut “good”.
Beberapa pihak percaya bahwa diksi tersebut sebenarnya berasal dari definisi kuno yang berarti ‘saleh’ atau ‘suci’. Mengutip BBC News, editor senior di Oxford English Dictionary yang bernama Fiona MacPherson berpendapat kalau kata “good” dalam Good Friday merujuk pada satu hari atau musim yang dianggap suci oleh gereja.
Istilah “Guode Friday” juga ditemukan dalam The South English Legendary, sebuah teks yang terdapat sekitar 1290-an. Sementara itu, Baltimore Catechism (teks standar sekolah Katolik AS pada periode 1885 hingga 1960-an) menyebutkan kalau good pada Good Friday merepresentasikan kasih dan berkat Tuhan yang sangat besar kepada umat manusia.
Di lain pihak, The Catholic Encyclopedia yang pertama kali diterbitkan pada 1907 menyatakan bahwa asal-usul istilah Good Friday tidak bisa dipastikan karena beberapa sumber mengungkapkan bahwa kata tersebut berasal dari God’s Friday atau Gottes Freitag, orang Jerman meyakininya berasal dari kata Gute Freitag, masyarakat Anglo-Saxon menyebutnya Long Friday, liturgi Yunani menyebutnya "the Holy and Great Friday”, dan orang-orang Romawi menyebutnya “Holy Friday”.
Terlepas dari apa pun asal-usulnya, Jumat Agung merepresentasikan kebaikan Yesus yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa. Yang artinya, kabar baik ini berupaya membuat manusia lebih banyak berharap ketimbang putus asa. Itulah sebabnya, peristiwa suci ini tidak disebut Bad Friday.
Jadi, happy Good Friday dan selamat menjadi lebih baik!
Comments
Post a Comment